Jakarta KompasOtomotif – Gabungan Asosiasi Industri
Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), memperkirakan penjualan mobil
tahun ini sama dengan 2013, yaitu 1,23 juta unit (sama dengan tahun
lalu). Sedangkan Lembaga konsultan dan analis pasar, Frost &
Sullivan dari Singapura lebih otpimis lagi, 1,31 juta ini.
Dengan angka tersebut, kedua lembaga belum bisa memastikan, penjualan
mobil di Indonesia akan mengungguli Thailand atau menjadi #1 di ASEAN
pada tahun ini. “Menurut saya tidak lama lagi.Gap tahun lalu
sudah tipis,” jelas Jongkie D. Sugiarto, Ketua I Gaikindo. Hal yang sama
diakui oleh Vivek Vaidya, kendati diperkirakan tidak lama lagi
Indonesia akan mengalahkan Thailand.
Thailand 2014
Tahun lalu (2013), kendati
penjualan mobil di Thailand turun 7,7 persen dibandingkan dengan 2012,
namun tetap tinggi dan #1 di ASEAN, yaitu 1,33 juta unit. Sebelumnya
pada 2012, Thailand bisa menjual 1,436 juta unit.
Kini, dengan situasi politik yang tidak menentu, produsen mobil #1
di dunia dan juga menguasai pasar Thailand, Toyota, memperkirakan,
penjualan di negara tersebut tahun ini turun sekitar 13,6 persen dari
tahun sebelumnya atau tinggal 1,15 juta unit. Berarti - kendati sebatas
prediksi – Indonesia sudah ungguli dari Thailand.
Alasan yang dikemukakann Toyota, selain situasi politik, pertumbuhan
ekonomi di Thailand mulai melambat, daya beli konsumen pun melemah.
“Setelah Bangkok diutup, konsumen yang datang ke ruang pamer
berkurang. Kami Siap-siap mengurangi produk jika situasi politik terus
seperti ini,” jelas Kyoichi Tanada, Presiden Direktur Toyota Motor
Thailand yang dikutip berbagai media internasional.
Toyota
Ia juga memperkirakan, kalau tahun lalu
Thailand merupakan andalan utama Toyota di ASEAN dengan penjualan
445.000 unit dan ekspor 430.000 unit, tahun ini diperkirakan hanya bisa
menjual 400.000 unit. Hanya ekspor yang bertambah.
Bandingkan dengan Toyota Indonesia, rekor penjualan baru pada tahun
lalu mencapai 434.000 unit. Pada 2014, Toyota Indonesia menargetkan bisa
menguasai 36 persen pasar Indonesia. Berarti, kalau mengacu pada
prediksi Gaikindo, Toyota akan menjual 442.000 unit. Bila menggunakan
perkiraan Frost & Sullivan, lebih besar lagi, yaitu 470.000 unit.
Wow! Cita-cita Johnny Darmawan menjadikan Toyota Indonesia #! di ASEAN
dan #4 di dunia akan tercapai pada tahun ini.
Toyota menaikkan targetnya karena dua model yang sebelumnya
“shortage” dari Thailand, kini sudah dirakit di Indonesia, yaitu Yaris
dan Vios, akan menambah jumlah mobil yang terjual. Tambahan yang cukup
besar adalah LCGC Agya! Ketiga model akan mendongkrak lagi penjualan
Toyota di samping model-model lain yang memang sudah sangat dikenal dan
menguasai pasar di setiap segmennya, sebut saja Avanza, Innova dan Rush.
Tidak hanya Toyota yang memprediksi penjualan mobil di Thailand
merosot atau turun dibandingkan tahun lalu. Honda, produsen ketiga
terbesar Jepang, minggu lalu pada “Outlook” Global 2014", memperkirakan
penjualannya di Thailand akan turun 23 persen atau hanya bisa menjual
163.000 unit (sebelumnya 180.000 unit).
Honda
Penyebabnya, ya.. lagi-lagi situasi
politik di negeri tersebut. Malah, seperti yang diungkapkan oleh
Executive Vice President Honda Motor Co., Tetsuo Iwamura, Honda kini
lebih berkonsentrasi ke Indonesia dengan target meningkatkan penjualan
dua kali lipat.
Berarti, kalau 2013 Honda bisa menjual 91.493 unit, tahun ini
diharapkan 180.000 unit lebih (kalau bisa juga akan mengalahkan
Thailand). Senjata baru Honda, MPV terbarunya, Mobilio dengan target
80.000 unit yang mulai dijual pada awal tahun ini.
Mazda dan Mitsubishi juga khawatir dengan situasi politik di Thailand
yang akan merintangi pertumbuhan penualan mereka kendati sudah
berinvenstasi membangun pabrik untuk merakit mobil di negara tersebut.
Mazda pun harus menurunkan target global 0,7 persen karena krisis
politik Thailand. Bahkan ini sudah mengaku suidah merasakan dampaknya
dan memperkirakan akan berlengsung sampai pertengahan tahun ini. Hal
yang sama juga diakui Mitsubishi, kendati untuk produksi tidak akan
terganggu.
Produksi: Hebat!
Kondisi tersebut tentu saja
makin rumit, karena dalam dua tahun terakhir, penjualan mobil di
Thailand melejit karena program pemerintah, yaitu “First-time car
buyer”. Setiap pembeli mobil pertama mendapat potongan pajak100.000 baht
(Rp 37 juta dengan kurs sekarang). Kendati program diakhiri di
penghujung 2013, namun masih banyak pesanan dikirim pada awal tahun
lalu. Terakhir juga dikabarkan, sekitar 10 persen dari program mereka
yang memanfaatkan program tersebut tidak bisa melanjutkan kredit (gagal
bayar).
Kendati demikian, Thailand masih bisa berbangga. Negara tersebut
tetap “Detroit dari ASEAN” mampu memproduksi mobil 2,4 juta unit.
Berarti separo lebih diekspor. Sedangkan Indonesia, baru bisa merakit
1,2 juta unit dengan ekspor CBU tahun lalu hanya 154.014 unit!
Read More